..:: abuyazid's book ::..

Portal yang memuat artikel-artikel assunnah juga download ebook dan kajian-kajian islam dari ustadz salafiyin di Indonesia


Berikut adalah hasil rekaman dari Kajian Bedah Buku bersama Ustadz Zaenal Abidin, LC. dari masjid Ruhama pada tanggal 04 April 2010. Maaf kualitas rekaman kurang bagus. Memang keadaan saat kajian di masjid agak kurang bagus, diantaranya sound systemnya. Berikut adalah kajiannya :

KAJIAN MP3

size : 27 MBs
type : MP3, length ~2Hours + 25 minutes

Resensi buku :

Tobat merupakan langkah nyata seorang hamba dalam menyesali dosanya. Orang yang bertobat akan sepenuh hati menahan diri dari setiap maksiat. Namun, orang yang hanya meninggalkan dosa tanpa kembali kepada apa yang dicintai Allah, belum bisa dikatakan bertobat. la disebut bertobat setelah ia kembali menghadap kepada-Nya, menghilangkan kebiasaan, memantapkan hakikat tobat dalam hati sebelum mengucapkan secara lisan, merenungi surga dengan nikmat-nikmatnya, dan merenungi neraka bersama ancaman-ancamannya.
Dia terus bertobat hingga rasa takut dan harapnya menguat. Dia berdoa kepada Allah penuh harap dan cemas agar tobatnya diterima, agar dosanya dihapuskan, agar salahnya dimaafkan. Dia menghayati makna tobat dengan cara menjauhi apa yang dibenci Allah menuju apa yang dicintai dan diridhai-Nya. la bertobat dari dosa dan tidak kembali lagi sebagaimana air susu tidak mungkin kembali lagi ke putingnya. Dia menyesali semua kesalahan sepenuh hati, memohon ampunan secara lisan, menahan anggota tubuh dari berbagai macam pelanggaran, merealisasikan ketakwaan, berbuat ketaatan dengan berlandaskan cahaya ilmu, mengharap pahala dan takut akan siksa-Nya, dan berharap kepada Sang Pencipta untuk melindunginya dari kejahatan hawa nafsu [Diringkas darti KitabTaubah ila Allah, SyaikhSadlan, hal. 9-10]. Hanya dengan beramal shalih dan meninggalkan dosa tobat akan terealisasi.

Adapun tobat menurut Ibnu Mubarak -rahimahullah- , memiliki enam tanda-menyesali kesalahan masa lalu, bertekad bulat untuk tidak mengulangi, menunaikan kewajiban agama yang ditelantarkan, mengembalikan hak-hak yang dirampas kepada pemiliknya, menguruskan badan yang selama ini darah dan dagingnya tumbuh dari barang haram dengan tangisan dan kesedihan, hingga daging dengan kulit lengket kemudian tumbuh daging yang bagus hingga gemuk kembali. Dan dia mencicipkan badan dengan perihnya ketaatan yang sebelumnya telah kenyang dengan lezatnya kemaksiatan. [Lihat UmdatulQari', AI-Aini, 22/ 434]
Siapa berbuat maksiat, hendaklah segera bertobat dengan menyesal, melepas ikatan maksiat, takut berbuat maksiat, dan bertekad secara jujur untuk tidak mengulangi kembali dalam rangka mengagungkan Allah, ikhlas kepada-Nya dan takut siksaannya. Orang yang demikian akan Allah terima tobatnya. Dan akan Alloh Azza wa Jalla hapus setiap kesalahannya di masa lalu sebagai bentuk karunia dan kebaikan dari-Nya.
Jika maksiat dan dosa terkait dengan kezaliman terhadap sesama manusia, maka tobatnya adalah dengan menyesalinya, melepasnya, bertekad bulat untuk tidak mengulanginya, seraya mengembalikan hak-hak itu kepada yang berhak atau meminta dihalalkan dengan menyatakan kepada yang punya hak "Maafkan wahai saudaraku, bebaskan wahai saudaraku dari hak-hak ini".
Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda:
"Siapa yang punya utang kezaliman bagi saudaranya hendaklah minta dihalalkan sekarang sebelum datang suatu hari yang tidak ada dinar atau dirham, jika ia me-miliki amal shalih maka diambilkan dari kebaikannya seukuran kezalimannya, kalau tidak memiliki kebaikan maka diambil keburukan penagihnya dan ditimpakan kepadanya.[ Shahih, diriwayatkan Imam Bukhari dalam Shahihnya no. 2449],
Maka setiap muslim wajib memiliki perhatian besar untuk membebaskan dan membersihkan diri dari sangkutan hak saudaranya dengan cara mengembalikan atau minta dihalalkan. Jika bentuknya kehormatan, mintalah agar dihalalkan sebisa mungkin, jika tidak memungkinkan atau takut dampak buruknya, maka sebaiknya cukup memintakan ampunan kepada Allah untuk orang yang dizaliminya, mendoakannya, dan menyebut-nyebut kebaikannya yang dia ketahui di majelis tempat ia dulu menyebut keburukannya. Tujuannya, agar keburukan masa lalu menjadi netral dan bersih dengan kebaikan yang terakhir [Lihat kitab Al Adabu al lslamiyah, Ibnu Baz, hal 31-33]

KEUTAMAAN TOBAT
Tobat mengantarkan seorang hamba kepada keutamaan, kemuliaan, ketinggian derajat, dan pahala yang sangat besar. Tobat menghapus segala macam dosa. Tobat menuntun pelakunya ke jalan yang lurus untuk menggapai ridha dan cinta Alloh Azza wa Jalla membuka pintu rezeki, menurunkan hujan, dan limpahan berkah dan karunia.
"Dan (dia berkata), 'Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa,'" (QS Hud [11]: 52).
Al-Hafizh Ibnu Katsir -rahimahullah- berkata, "Kemudian Hud alaihissalam memerintahkan kaumnya beristighfar karena dengan istighfar dosa-dosa yang lalu dapat dihapuskan, kemudian memerintahkan mereka bertobat untuk masa yang akan mereka hadapi. Siapa memiliki sifat seperti ini, niscaya Allah akan memudahkan rezekinya, melancarkan urusannya dan menjaga keadaannya. Karena itu Alloh Azza wa Jalla berfirman, 'Niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat lebat atasmu.' [Tafsir Ibnu Katsir, 4/231,Tafsir AI Qurthubi, 9/35]
Alloh Azza wa Jalla bberfirman:
"'Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang ber-tobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri," (QS Al-Baqarah [2]: 222).
Dari Abu Nujaid Imran bin Al-Hushain Al-Khuza'i bahwa sesungguhnya ada seorang wanita dari Juhainah yang hamil karena zina dan mendatangi Rasulullah, Dia berkata, "Wahai Nabi Allah, aku telah melanggar hukuman had, maka tegakkanlah hukuman atas diriku!" Nabi memanggil wali wanita tersebut dan berkata: "Per-lakukanlah dia dengan baik, jika telah melahirkan datangkanlah kepadaku!" Dia melaksanakannya. Kemudian Rasulullah memerintahkan wanita tersebut agar merapatkan pakaian-nya dan memerintahkan agar wanita tersebut dirajam. Kemudian beliau menshalatinya.
Umar berkata kepada Rasul, "Wahai Rasulullah, engkau menshalatinya, sedangkan dia telah melakukan zina?" Rasul menjawab: "Dia telah bertobat dengan sungguh-sungguh. Jika tobatnya dibagi kepada tujuh puluh penduduk Madinah, maka akan cukup bagi mereka. Apakah kamu menemukan orang yang lebih mulia daripada orang yang secara sungguh-sungguh ingin membersihkan dirinya semata-mata karena (mencari ridha) Allah Ta'ala?" [ Shahih diriwayatkan Imam Muslim dalam Shahih-nya (4408), Imam Abu Daud dalam Sunon-nya (4440), Imam At-Tirmidzi dalam Sunan-nya (1435), dan Imam Nasa'i dalam Sunan (1956)]
Hadits ini memberi pengertian betapa luhurnya tobat di hadapan Allah. Jika bukan karena tobat, Rasulullah tidak akan menshalati wanita itu. Tidak akan beliau mengungkapkan bahwa tobat perempuan itu cukup untuk dibagi kepada tujuh puluh penduduk Madinah.
Renungkanlah, dosa dan kesalahan apa yang telah diperbuat oleh lisanmu, tanganmu, kakimu, telingamu dan matamu. Lakukanlah tobat atas dosa-dosamu. Koreksilah dirimu sekarang juga, daripada engkau dikoreksi pada Hari Kiamat.
Alloh Azza wa Jalla berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan," (QS Al-Hasyr [59]: 18).
Umar bin Khaththab berkata, "Timbanglah diri kalian sebelum (amal) kalian ditimbang, hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab. Jika kalian mengoreksinya sekarang, akan lebih mudah bagi kalian di Hari Penghisaban nanti. Berbekallah untuk menghadapi 'ardhul akhbar (pada hari Allah mengajak bicara semua hamba-Nya).
"Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah)," (QS Al-Haqqah [69]: 18).
Inilah buku yang menjaga kita untuk segera bertobat dari semua dosa yang telah kita lakukan, bagaimana agar tobat diterima, apakah tobat nasuha itu?, apa yang menghalangi tobat?, amalan-amalan apa yang dapat menghapus dosa-dosa kita yg telah diperbuat.

Ya Allah, Ampuni aku
Penulis ; Ust. Zaenal Abidin bin Syamsuddin Lc
Fisik : Buku ukuran sedang 14x21 cm, hardcover, 256 hal
Penerbit : Pustaka Abu hanifah

Subscribe